Visi
Menjadi
perusahaan obat herbal, makanan minuman kesehatan dan pengolahan bahan baku
herbal yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan
Misi
- Mengembangkan produk-produk
berbahan baku herbal yang rasional, aman dan jujur berdasarkan penelitian.
- Mengembangkan penelitian
obat-obat herbal secara berkesinambungan.
- Membantu dan mendorong
pemerintah, institusi pendidikan, dunia kedokteran agar lebih berperan
dalam penelitian dan pengembangan obat dan pengobatan herbal.
- Meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup sehat,
pemakaian bahan-bahan alami, dan pengobatan secara naturopathy.
- Melakukan corporate social
responsibility (CSR) yang intensif.
- Mengelola perusahaan yang
berorientasi ramah lingkungan.
- Menjadi perusahaan obat herbal
yang mendunia.
Strategi Integrated
Marketing Communication
PT. Jamu Sido Muncul sebagai perusahaan yang sudah mapan
tentunya memiliki strategi dalam memasarkan produk-produknya. Strategi
pemasaran PT. Sido Muncul dalam kegiatan pemasaran ditinjau dari sisi
Integrated Marketing Communication adalah:
a. Periklanan
Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa untuk menarik minat khalayak. Dalam iklan diperlukan orisinal, karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan. Secara umum Rhenald Kasali (1995:159) menjelaskan iklan biasanya dibangun atas empat komponen, yaitu:
1) Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada
calon pembeli,
2) Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan produk,
3) Kesadaran, dalam mengembangkan produk-produk baru di pasaran merebut calon pembeli,
4) Positioning, sasaran konsumen.
a. Periklanan
Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa untuk menarik minat khalayak. Dalam iklan diperlukan orisinal, karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan. Secara umum Rhenald Kasali (1995:159) menjelaskan iklan biasanya dibangun atas empat komponen, yaitu:
1) Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada
calon pembeli,
2) Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan produk,
3) Kesadaran, dalam mengembangkan produk-produk baru di pasaran merebut calon pembeli,
4) Positioning, sasaran konsumen.
Tetapi bila ditinjau secara isi berita jenis iklan dapat
dibedakan menjaDi tiga yaitu iklan yang bersifat informatif, persuasif dan
pengingat (reminder).
Kegiatan periklanan bila dikaitkam dengan kasus Tolak Angin sebagai produk PT. Jamu Sido Muncul dapat dianalaisa berdasarkan hal-hal di atas. Sangat jelas sekali bahwa PT. Jamu Sido Muncul dalam memasarkan Tolak Angin menggunakan iklan melalui media massa terutam di Televisi.
Kegiatan periklanan bila dikaitkam dengan kasus Tolak Angin sebagai produk PT. Jamu Sido Muncul dapat dianalaisa berdasarkan hal-hal di atas. Sangat jelas sekali bahwa PT. Jamu Sido Muncul dalam memasarkan Tolak Angin menggunakan iklan melalui media massa terutam di Televisi.
Iklan Tolak Angin sangat dikenal dengan taglinenya Orang Pintar
Tolak Angin. Dalam iklan tolak angin ini ingin mempengaruhi khalayak bahwa
dalam memilih obat masuk angin perlu minum Tolak Angin. Tagline ini diperkuat
dengan visual orang-orang yang sukses dan memiliki otak yang cukup terkenal
seperti Ronald Kasali seorang akademisi dan tokoh pemasaran, Lula Kamal,
seorang artis dan dokter, Agnes Monica yang dikenal orang masyarakat sebagai
muda berbakat dan memiliki prestasi akademik dan yang terakhir Anggito
Abimanyu, seorang akademisi yang gagal jadi menteri.
Iklan Tolak Angin saat ini tidak semata-mata bersifat persuasif
semata tetapi di dalam iklan Tolak Angin terdapat informasi-informasi yang
menunujukkan bahwa Tolak Angin peduli dengan budaya Indonesia. Hal ini cukup
wajar karena secara posisi jamu Tolak Angin sudah cukup dikenal oleh masyarakat
Indonesia karena secara usia produk ini sudah lama, maka iklan-iklan Tolak
Angin ini sebenarnya lebih bersifat reminder (pengingat) kepada masyarakat.
Iklan Tolak Angin bukan lagi sebagai sarana utama untuk memasarkan produk
tetapi menjadi pengingat dan informasi apa saja yang dilakukan oleh Tolak Angin
untuk menjaga loyalitas konsumen. Iklan juga digunakan untuk memperkuat brand
Tolak Angin, supaya nama Tolak Angin ini melekat kuat di dalam benak khalayak.
b. Promosi Penjualan
b. Promosi Penjualan
PT. Jamu Sido Muncul selain mengunakan medai iklan juga menggunakan strategi Promosi Penjualan (Sales Promotion). Sales promotion yang merupakan kegiatan untuk membujuk secara langsung yang menawarkan insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada sales force, distributor atau konsumen langsung dengan tujuan utama yaitu menciptakan penjualan yang segera. Promosi penjualan digunakan untuk menjaring konsumen baru dan terciptanya penjualan yang meningkat dalam waktu dekat. Salah satu bentuk promosi yang dilakukan oleh PT. Sido Muncul dalam memasarkan Jamu Tolak Angin adalah dengan mengemas Jamu Tolak Angin dengan permen Tolak Angin dalam satu paket. Keuntungan yang di dapat adalah Jamu Tolak Angin dapat terjual dan sekaligus mengenalkan produk baru PT. Sido Muncul.
Bentuk lain promosi penjualan adalah sebagai Event Sponsorship.
Dalam beberapa event televisi Tolak Angin seringkali menjadi sposor utama
seperti Realtiy Superstar pada awal tahun 2000an di Indosiar dan sponsor acara
musik Karnaval di SCTV. Sebagai sponsor utama Tolak Angin mendapatkan banyak
keuntungan, sebagai mana dilansir dalam Malang Post dalam acara Karnaval SCTV
di kota Malang pada tanggal 15 Mei 2010 dapat mengadakan relaunching produk
turunan Tolak Angin yang diperuntukkan bagi anak-anak Selain itu keuntungan
lain yang di dapatkan oleh Tolak Angin adalah mereka dapat menjual secara
langsung lewat stand-stand yang disediakan di tempat acara berlangusng dengan
memberikan doorprize dan hadiah-hadiah menarik lainnya.
c. Public Relations
Dalam pemasaran tentunya perlu dimbangi oleh reputasi perusahaan maupun produk yang bagus. PT. Sido Muncul ternyata tidak melupakan hal ini, PT. Sido Muncul PT. SidoMuncul. Membangun kawasan Argowisata dengan lahan seluas 1,5 hektar dari lahan 7 hektar kawasan yang dimiliki oleh pabrik PT. Jamu Sido Muncul., dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik. Pt. Jamu Sido Muncul memberikan akses yang seluas-luasnya untuk kunjungan ke lingkungan pabrik. Dalam kunjungan itu terdapat kegiatan-kegiatan edukasi tentang jamu-jamuan dan tanaman herbal sehingga masyarakat dapat melihat kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan pabrik. Masyarakat yang datang juga mendapatkan manfaat tentang edukasi tanaman herbal yang berkahsiat bagi kesehatan.
Kegiatan Public Relations yang diadakan oleh Tolak Angin dalam hal ini tentunya pihak PT. Sido Muncul adalah mengadakan kegiatan Mudik Gratis setiap tahun. PT. Jamu Sido Muncul memfasilitasi para pemudik dengan memberikan pelayan angkutan gratis untuk pulang kampung yang kebanyakan pesertanya adalah para penjual jamu. Kegiatan ini secara jangka pendek memang tidak terlalu nampak hasilnya tetapi dalam jangka panjang dapat membentuk loyalitas yang tinggi konsumen.
d. Direct Selling
Direct Selling merupakan a system of marketing by which organizations communicate directly with target customers to generate a response or transaction. Direct Selling ini dapat dilakukan melalui telemarketing, email dan lain-lain. Kegiatan direct selling dalam kasus Tolak angina ini tidak terlalu nampak dipermukaan tetapi strategi direct selling juga dilakukan oleh pihak Tolak Angin. Direct selling ini tidaklah langsung dilakukan kepada konsumen tetapi lebih banyak ditujukan kepada distributor sehingga distributor dapat menyalurkan produk Tolak Angin secara luas. Tentanya direct selling yang dilakukan dipadukan dengan program-program yang lain sepertinya insentif atau discount yang merupakan bagian dari sales promosi.
e. Personal Selling
Pemasaran secara personal selling mencakup penjualan melalui orang ke orang secara langsung. Kaitan dengan personal selling yang dilakukan dalam proses pemasaran Tolak Angin tentunya sangat mempengaruhi volume penjualan. Personal selling Tolak Angin ini dilakukan oleh para penjual pedagang eceran di bus-bus. Selain dilakukan oleh pedagang pengecer personal selling ini juga dipadukan dalam kegiatan marekting yang lain sebagai contoh pembukaan stan di suatu event seperti ketika Tolak Angin menjadi seponsor utama Karnaval SCTV, PT Sido Muncul membuka stand yang melayani penjualan langsung dan melalui SPG yang mendatangi pengunjung acara dengan menawarkan produk Tolak Angin. Personal selling ini sangat bagus untuk memberikan sebtuhan personal dalam kegiatan marketing dan juga seller dapat memberikan penjelasan manfaat produk kepada calon konsumen.
Tentunya dalam kaca mata Integrated Communication Marketing
pelaksanaan kegiatan pemasaran yang di atas kadang-kadang dilakukan secara
bersama-sama. Seperti misalnya ketika Tolak Angin menjadi sponsorship suatu
acar maka di tempat tersebut dibuka stand untuk penjualan secara langsung, atau
ketika direct marekting dilakukan maka pihak Sido Muncul akan memberikan
diskount-discount atau insetif bagi para pengecer. Kegiatan Publik Relation
yang diadakan seperti agrowisata di kompleks pabrik Sido Muncul ada program
lain seperti sales promosi dengan menjual paket-paket jamu dengan harga yang
lebih murah dan juga terdapat proses personal selling.
Negara Tujuan
Pemasaraan
Menjadi salah satu produsen jamu terbesar di Indonesia nampaknya
belum cukup memuaskan bagi PT Sido Muncul. Tahun ini, PT Sido Muncul akan
merambah pasar ekspor dengan menyasar negara-negara maju di Asia, Australia dan
Eropa.
Irwan Hidayat, Direktur Utama Sido Muncul menjelaskan, ekspansi ke luar negeri ini berdasarkan pengalaman pribadinya ketika berkunjung ke luar negeri. Menurutnya, seringkali ada permintaan untuk memasarkan produknya ketika sedang berada di luar negeri.
“Saya hanya ingin mengekspor ke negara yang lebih maju dari Indonesia dan tidak ingin ke negara yang sama atau bahkan lebih mundur levelnya dari negara kita,” ujarnya.
Sido Muncul akan mengandalkan produk Tolak Angin, minuman energi dan beberapa produk kopi jamu lainnya. Dari situ, Irwan mengatakan, pasar dunia diperkenalkan secara bertahap berbagai jenis jamu lainnnya buatan Sido Muncul.
Meski tidak mau menyebutkan target peroduksinya 2012 ini, Irwan yakin produksi tahun ini akan naik sekitar 30% dari 2011 lalu, yang mampu memproduksi 350 juta sachet jamu. Dari jumlah tersebut pun, pihaknya akan tetap mengutamakan penjualan di dalam negeri.
Ditanya kemungkinan membangun pabrik di luar jawa, Irwan menegaskan, pihaknya masih mengandalkan pabrik di Semarang, Jawa Tengah. “Untuk membangun pabrik itu butuh laboratorium dan Sumber daya Manusia (SDM) yang kompeten dan itu masih jarang,” jelasnya.
Seperti diberitakan KONTAN sebelumnya, Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Indonesia memprediksi penjualan jamu mencapai Rp 11 triliun-Rp 12 triliun. Target ini meningkat 10%-20% dari penjualan 2010 yang sebesar Rp 10 triliun.
Untuk mencapai target ini, GP Jamu akan memacu ekspor. Menurut Charles Saerang, Ketua Umum GP Jamu, nilai ekspor jamu tahun lalu mencapai Rp 1 triliun, atau 10% dari total penjualan. Tahun 2011, GP Jamu menaksir nilai ekspor bisa tumbuh 20% sehingga menyentuh Rp 1,2 triliun. Charles yakin GP Jamu akan mencapai target tersebut.
Pasar jamu di luar negeri memang terbuka lebar. Setelah pasar Eropa dilanda resesi, produsen jamu kini melirik China, Asia Tenggara, Rusia, dan Afrika Selatan. “Thailand dan Kamboja prospeknya bagus. Kalau Afrika kami menawarkan produk slimming tea soalnya warga Afrika gemar karbohidrat dan berpotensi terserang kolesterol,” lanjut Charles.
Sementara itu, pasar China potensial karena Negeri Panda itu tidak memiliki tanaman asli temulawak dan jahe. Beberapa produk jamu olahan yang menjadi unggulan ekspor antara lain teh herbal, kopi jamu, dan aromatheraphy. Sementara bahan baku unggulan jahe yang kerap diekspor terdiri dari temulawak, sambiloto, pegagan, jahe, hingga kencur.
Irwan Hidayat, Direktur Utama Sido Muncul menjelaskan, ekspansi ke luar negeri ini berdasarkan pengalaman pribadinya ketika berkunjung ke luar negeri. Menurutnya, seringkali ada permintaan untuk memasarkan produknya ketika sedang berada di luar negeri.
“Saya hanya ingin mengekspor ke negara yang lebih maju dari Indonesia dan tidak ingin ke negara yang sama atau bahkan lebih mundur levelnya dari negara kita,” ujarnya.
Sido Muncul akan mengandalkan produk Tolak Angin, minuman energi dan beberapa produk kopi jamu lainnya. Dari situ, Irwan mengatakan, pasar dunia diperkenalkan secara bertahap berbagai jenis jamu lainnnya buatan Sido Muncul.
Meski tidak mau menyebutkan target peroduksinya 2012 ini, Irwan yakin produksi tahun ini akan naik sekitar 30% dari 2011 lalu, yang mampu memproduksi 350 juta sachet jamu. Dari jumlah tersebut pun, pihaknya akan tetap mengutamakan penjualan di dalam negeri.
Ditanya kemungkinan membangun pabrik di luar jawa, Irwan menegaskan, pihaknya masih mengandalkan pabrik di Semarang, Jawa Tengah. “Untuk membangun pabrik itu butuh laboratorium dan Sumber daya Manusia (SDM) yang kompeten dan itu masih jarang,” jelasnya.
Seperti diberitakan KONTAN sebelumnya, Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Indonesia memprediksi penjualan jamu mencapai Rp 11 triliun-Rp 12 triliun. Target ini meningkat 10%-20% dari penjualan 2010 yang sebesar Rp 10 triliun.
Untuk mencapai target ini, GP Jamu akan memacu ekspor. Menurut Charles Saerang, Ketua Umum GP Jamu, nilai ekspor jamu tahun lalu mencapai Rp 1 triliun, atau 10% dari total penjualan. Tahun 2011, GP Jamu menaksir nilai ekspor bisa tumbuh 20% sehingga menyentuh Rp 1,2 triliun. Charles yakin GP Jamu akan mencapai target tersebut.
Pasar jamu di luar negeri memang terbuka lebar. Setelah pasar Eropa dilanda resesi, produsen jamu kini melirik China, Asia Tenggara, Rusia, dan Afrika Selatan. “Thailand dan Kamboja prospeknya bagus. Kalau Afrika kami menawarkan produk slimming tea soalnya warga Afrika gemar karbohidrat dan berpotensi terserang kolesterol,” lanjut Charles.
Sementara itu, pasar China potensial karena Negeri Panda itu tidak memiliki tanaman asli temulawak dan jahe. Beberapa produk jamu olahan yang menjadi unggulan ekspor antara lain teh herbal, kopi jamu, dan aromatheraphy. Sementara bahan baku unggulan jahe yang kerap diekspor terdiri dari temulawak, sambiloto, pegagan, jahe, hingga kencur.
Tolak Angin ada di mana-mana.” Begitu bunyi iklan yang kerap
muncul di layar kaca berbagai stasiun TV swasta. Ada di Hong Kong, Australia,
Belanda, bahkan Amerika Serikat. Penjualan ekspor Tolak Angin memberi
kontribusi 5 persen terhadap total penjualan. Bagaimana kisah Tolak Angin
menjadi merek yang mampu menembus pasar global? Irwan Hidayat, Direktur Utama
PT Sido Muncul, memaparkannya kepada Niman Novi Dwi Arini dari SWA Online
Strategi yang kami pakai di Sido Muncul itu adalah dari kualitas
produknya. Menurut saya produk yang dicipatakan harus benar-benar bagus dan
berkualitas. Lalu ketika produk itu sudah dikenal dengan kualitasnya yang bagus
maka di dalam negeri sendiri produk itu akan digemari dan laku. Setelah itu
baru bisa produk ini dibawa keluar negeri tapi ini tentu tidak semua produk
bisa seperti ini. PT. SidoMuncul
menembus pasar global