Gegar
budaya (culture shock) adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
atau jabatan yang diderita orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau
dipindahkan ke suatu daerah tertentu. Sebagaimana kebanyakan penyakit lainnya,
gegar budaya juga mempunyai gejala-gejala dan pengobatan secara tersendiri.
Gegar
budaya ditimbulkan oleh kecemasan yang disebabkan oleh kehilangan tanda-tanda
dan lambang-lambang dalam pergaulan sosial. Tanda-tanda tersebut meliputi
seribu satu cara yang kita lakukan dalam dalam mengendalikan diri sendiri dalam
menghadapi situasi sehari-hari: kapan berjabat tangan dan apa yang harus kita
katakan bila bertemu dengan orang, kapan bagaimana memberikan tip, bagaimana
berbelanja, kapan menerima dan menolak undangan, kapan membuat
pernyataan-pernyataan dengan sengguh-sungguh dan kapan sebaliknya.
Petunjuk-petunjuk ini yang mungkin dalam bentuk kata-kata, isyarat-isyarat,
ekspresi wajah, kebiasan-kebiasaan, atau norma-norma, kita peroleh sepanjang
perjalanan hidup kita sejak kecil. Begitu pula aspek-aspek budaya kita lainnya,
seperti bahasa dan kepercayaan yang kita anut. Demi ketentraman hidup kita
semua bergantung pada beratus-ratus petunjuk ini, petunjuk-petunjuk yang
kebanyakannya tidak kita bawa dengan sadar.
Bila
seseorang memasuki suatu budaya asing, semua atau hampir semua petunjuk itu
lenyap. Ia bagaikan ikan yang keluar dari air. Meskipun anda berpikiran luas
dan beritikad baik, anda akan kehilangan pegangan. Lalu anda akan mengalami
frustasi dan kecemasan. Biasanya orang-orang menghadapi frustasi dengan cara
yang hampir sama. Pertama-tama mereka menolak lingkungan yang menyebabkan
ketidak nyamanan. (Mulyana & Rahmat,2001;174)
Menurut Stewart (1974)
Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi dibawah suatu kondisi
kebudayaan yang berbeda bahasa, norma-norma, adat istiadat dan kebiasaan. Dalam
menjalani proses komunikasi antar budaya pasti akan mengalami suatu
keterkejutan budaya yang berbeda dengan budaya kita. Menurut Dedi Mulyana dalam
buku komunikasi antar budaya mengatakan bahwa Gegar budaya ditimbulkan oleh
kecemasan yang disebabkan oleh kehilangan tanda-tanda dan lambang-lambang dalam
pergaulan sosial.
Budaya berkenaan dengan
cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, mempercayai dan mengusahakan apa
yang patut menurut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik
komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan ekonomi dan politik, dan
tekhnologi. Semua itu berlandaskan pola-pola budaya . ada orang-orang yang
berbicara bahasa tagalog, memakan ular, menghindari minuman keras yang terbuat
dari anggur, menguburkan orang-orang yang mati, berbicara melalui telepon, atau
meluncurkan roket ke bulan, ini semua karena mereka telah dilahirkan atau
sekurang-kurangnya dibesarkan dalam suatu budaya yang mengandung unsur-unsur
tersebut. Apa yang orang-orang lakukan, bagaimana mereka bertindak, bagaimana
mereka hidup dan berkomunikasi, merupakan respons-respons terhadap dan
fungsi-fungsi dari budaya mereka.
Budaya
adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya
didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan diri, nilai,
sikap, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, makna, konsep alam
semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang
dari generasi kegenerasi melalui usaha individu dan kelompok. Budaya
menampakkan diri dalam pola-pola bahasa dan dalam bentuk-bentuk kegiatan dan
perilaku yang berfungsi sebagai model-model bagi tindakan-tindakan penyesuaian
diri dan gaya komunikasi yang memungkinkan orang-orang tinggal dalam suatu
masyarakat disuatu lingkungan geografis tertentu pada suatu tingkat
perkembangan teknis tertentu dan pada suatu saat tertentu.
Budaya
juga berkenaan dengan sifat-sifat dari objek-objek materi yang memainkan
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Objek-objek seperti rumah, alat
dan mesin yang digunakan dalam industri dan pertanian, jenis-jenis
transportasi, dan alat-alat perang, menyediakan suatu landasan utama bagi
kehidupan sosial. Budaya berkesinambungan dan hadir dimana-mana, budaya
meliputi semua peneguhan perilaku yang diterima selama periode kehidupan.
Budaya juga berkenaan dengan bentuk dan struktur fisik serta lingkungan sosial
yang mempengaruhi hidup kita. Sebagian besar pengaruh budaya terhadap kehidupan
kita tidak kita sadari. Mungkin suatu cara untuk memahami pengaruh budaya
adalah dengan membandingkan dengan komputer elektronik: kita memprogram
komputer agar melakukan sesuatu, budaya kita pun memprogram kita agar melakukan
sesuatu yang menjadikan kita apa adanya. Budaya kita secara pasti mempengaruhi
kita sejak dalam kandungan hingga mati-dan bahkan setelah matipun kita
dikuburkan dengan cara-cara yang sesuai dengan budaya kita.
Budaya
dan komunikasi tidak dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak hanya menentukan
siapa berbicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orang yang menyandi
pesan, maka yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisi untuk mengirim,
memperhatikan dan menafsirkan pesan. Sebenarnya seluruh perbendaharaan perilaku
kita sangat bergantung pada budaya tempat kita dibesarkan. Konsekuensinya,
budaya merupakan landasan komunikasi, bila budaya beraneka ragam, maka beraneka
ragam pula praktik-praktik komunikasi.
ADA EMPAT TAHAPAN TIMBULNYA CULTURE SHOCK:
1.
Tahapan pertama yaitu the honeymoon phase
Suatu tahapan di mana kamu
akan merasa bahagia setibanya di negara yang baru, apalagi yang belum pernah
kamu kunjungi sebelumnya.
2.
Tahap kedua, the crisis phase
Yaitu perbedaan di negara
baru tidak pas baik itu makanannya, logat yang susah dimengerti, kebiasaan jual
beli dan merasa kesepian. Hal tersebut hanya membuat kamu merasa terasing dari
lingkungan. Namun kamu akan segera melaluinya jika mampu menyesuaikan diri
dengan baik.
3.
Tahap ketiga, the adjustment phase
Dalam fase ini, kamu sudah
mulai bisa berinteraksi dengan lingkungan di negara baru.
4.
Tahap keempat, bi-cultural phase
Kamu merasa nyaman hidup
dengan dua kebudayaan sekaligus. Ini merupakan indikasi bagus, karena kamu
telah berhasil melalui suatu seleksi alam kecil. Namun ada pula mahasiswa yang
terlalu memuja kebudayaan asing sehingga ketika pulang ke negeri sendiri, ia malah
merasa asing kembali. Untuk itu harus ada keseimbangan antara memahami
kebudayaan tanpa meninggalkan identitas kita sebagai bangsa Indonesia.
Lalu, bagaimana agar tidak
mengalami depresi akibat culture shock?
Jawabannya adalah:
·
Tambah wawasan kamu mengenai negara tujuan
kuliah. Cara terbaik adalah dengan membaca buku panduan tentang negara tujuan,
bertanya kepada orang yang pernah tinggal di sana, browsing di internet, dan
yang paling penting jangan membayangkan kehidupan di sana seperti yang selalu
kita tonton di film atau televisi. Bisa-bisa kamu malah terjebak dalam
halusinasi dan kesalahpahaman
·
Cari tahu juga mengenai budaya, kebiasaan,
olahraga yang populer di negara tujuan hingga topik pembicaraaan sehari-hari
serta bahasa tubuh. Satu lagi yang perlu kamu ketahui adalah selera humor di
negara tujuan, jangan sampai bahan berckamu kita di tanah air malah menyinggung
perasaan teman di negara asing, menjengkelkan atau bahkan garing
·
Setibanya di negara tujuan, segera kenali
kehidupan setempat dan ketahui tempat-tempat penting seperti kantor pos, toko,
dokter, dan kantor pelayanan mahasiswa internasional. Semua itu tentu saja
tidak akan berjalan mulus jika kamu merasa takut dan was-was terhadap
lingkungan baru. Jadi, beranilah bertanya tentang keadaan dan adat di tempat
baru. Selain itu, baca juga koran lokal sehingga kamu tahu topik pembicaraan
yang sedang hangat dan bisa kamu diskusikan dengan teman-teman baru
·
Namun jangan lupakan tanah air karena terlalu
asyik menyesuaikan ini dan itu di negara baru. Tetap pantau berita terbaru
secara online tentang tanah air, ini juga bisa menjadi salah satu topik
pembicaraan. Pelajar internasional lain biasanya saling berbagi cerita mengenai
negara asal
·
Di kampus biasanya ada kegiatan penunjang
bagi mahasiswa. Dapatkan info di pusat pelayanan mahasiswa internasional
tentang paket liburan dan aktivitas kampus yang cocok dengan bakat dan minat
kamu. kamu akan segera mengenal teman-teman seiring kegiatan bersama yang
kalian ikuti. Intinya, jadilah orang yang suka
bersosialisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar