(a) Risiko Bawaan (Inherent
Risk), adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap
suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang
terkait (maksudnya bahwa risiko bawaan timbul dengan asumsi pengedalian intern
dalam perusahaan tidak ada. Jika sekiranya pengendalian intern dalam perusahaan
memadai serta efektif dalam pelaksanaannya dengan sendirinya risiko bawaan akan
dapat diminimalisasi). Risiko salah saji demikian adalah lebih besar pada saldo
akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain. Sebagai
contoh, perhitungan yang rumit lebih mungkin disajikan salah jika dibandingkan
dengan perhitungan yang sederhana. Uang tunai dalam perusahaan lebih mudah dicuri
daripada persediaan. Suatu akun dalam laporan keuangan yang berasal dari
estimasi akuntansi cenderung mengandung risiko yang lebih besar dibandingkan
dengan akun yang sifatnya relatif rutin dan berisi data faktual. Perusahaan
yang bergerak dalam bidang industri yang memproduksi barang-barang hi-tech
seperti misalnya handphone akan lebih berisiko terjadinya penumpukan
persediaan yang usang karena tidak sesuai lagi dengan tuntutan pasar.
(b) Risiko Pengendalian (Control
Risk), adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi
dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian intern entitas. Risiko ini merupakan fungsi efektivitas desain dan
operasi pengendalian intern untuk mencapai tujuan entitas yang relevan dengan
penyusunan laporan keuangan entitas. Beberapa risiko pengendalian akan selalu
ada karena keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern.
(c) Risiko Deteksi (Detection
Risk), adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi
efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul
sebagian karena ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100%
saldo akun atau golongan transaksi, dan sebagian lagi karena ketidakpastian
lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut telah
diperiksa 100%. Ketidakpastian lain semacam itu bisa timbul karena auditor
mungkin memilih suatu prosedur audit yang tidak sesuai, menerapkan secara
keliru prosedur yang semestinya, atau menafsirkan secara keliru hasil audit.
Ketidakpastian seperti ini dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat
diabaikan melalui perencanaan dan supervisi memadai serta pelaksanaan praktek audit
yang sesuai dengan standar pengendalian mutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar